Kisah sebuah Sekolah

Ada sebuah sekolah dengan jumlah murid hampir seribu siswa. Hanya ada 1 orang guru non muslim dan tidak lebih dari 10 orang siswa non muslim. Dengan demikian mayoritas guru dan siswa di sekolah tersebut adalah muslim. Di sekolah tersebut ada dua orang guru agama Islam yang senantiasa berusaha keras menciptakan suasana islami di sekolah. Upaya itu antara lain kuliah dhuha, pemberantasan buta huruf al qur'an, memakmurkan mushola sekolah, memuliakan anak yatim dan fakir miskin, dan kegiatan sosial lainnya. Namun sayang usaha tersebut masih mengalami banyak tantangan. Misalnya tempat wudhu yang hanya dua pancuran, sehingga menjadi kendala bagi seluruh siswa yang ingin berwudhu. Antusias siswa untuk shalat di Mushola menjadi terhambat karena fasilitas wudhu yang minim. Bayangkan ada hampir seribu siswa, pancuran wudhu hanya ada dua. Penderitaan semakin lengkap dengan bocornya tangki air untuk wudhu. Tantangan lain muncul ketika akan diadakan peringatan maulid Nabi, sekolah tidak punya dana untuk mengadakan acara tersebut. Hingga akhirnya acara tersebut gagal untuk dilaksanakan. Namun Alhamdulilah untuk penyediaan sarana wudhu, seluruh siswa bergerak menggalang dana hingga akhirnya tangki air diganti dengan yang baru dan pancuran wudhu bertambah sepuluh buah. Sungguh pengorbanan yang luar biasa dari seluruh siswa sekolah tersebut. Dengan kebersamaan sebenarnya semua program dapat terlaksana. Laisal Islam Illa bil Jamaah, tiada Islam kecuali dengan berjamaah.

Share this post