Catatan Kecil Lomba Gupres 2019
Dua hari ini saya mengikuti lomba guru berprestasi tingkat kab. Bogor jenjang SMP. Lomba yang diawali sosialisasi kepada peserta pada tanggal 6 Maret 2019 dihadiri kurang lebih 100 guru kab. Bogor jenjang SMP. Dalam kesempatan tersebut hadir beberapa nara sumber yang memaparkan persyaratan mengikuti gupres dan juga cara membuat karya ilmiah terutama best practice.
Tahap selanjutnya mengumpulkan portofolio dan best practice, meskipun terlambat dari yang dijadwalkan, akhirnya portofolio dan best practice saya dapat diterima oleh pihak panitia. Sebetulnya saya kurang puas dengan portofoilo karena tdk semua dokumen masuk akibat kesibukan dan waktu yang mepet.
Memang agenda maret ini pada sekali. Diawali sosialisiasi gupres, persiapan Pentas PAI, Pembuatan soal, membantu membuat PTK, dan persiapan gupres. Yang menyita banyak waktu tentu saja pentas PAI. Meskipun dibiayai oleh APBD, tetap saja tenaga dan pikiran tercurah untuk kesuksesan acara tersebut. Alhamdulilah acaranya berjalan sukses tanggal 21 Maret 2019 di SMP IP daarul jannah.
Kembali ke gupres, hari senin tanggal 1 april merupakan hari pertama pelaksaaan gupres, dibuka oleh kabid GTK Bapak Asep Achdiat. Kemudian dilajutkan dengan tes tertulis 100 soal. Selesai tes tertulis, kemudian pa h. Itang sebagai panitia mengumumkan bahwa semua peserta harus datang lagi esok untuk presentasi karya ilmiah. Jadi berbeda dengan tahun lalu, yang hanya diambil 10 besar dari hasil penilaian portofolio, PKG , karya ilmiah dan tes tertulis.
Hari ini selasa 2 april saya datang terlambat. Harusnya sampai di tempat lomba SMPN 2 Sukaraja jam 8.00, tapi ini baru jam 8.40 tiba. Akibat malam pulang larut karena macet dan badan capek sekali, hingga berangkatnya jadi gk segera, selesai salat subuh, dilanjut tidurnya. Akibatnya baru bangun jam 6 dan harus tergesa-gesa untuk berangkat. Memang selain larut malam baru pulang, saya tidak langsung tidur tapi mencetak terlebih dahulu best practice saya untuk diperbanyak. Namun sayang, tinta printernya habis sehingga hanya 2 yang dicetak padahal harusnya 3 rangkap. Berarti satu lagi harus dipotokopi. Selesai ngeprint, dilanjut dengan membuat power point untuk presentasi. Alhamdulilah semua kerjaan kelar jam 00.30.
Sempat terbersit untuk tidak berangkat, mengingat badan yang sudah lelah sekali. Apalagi jarak dari rumah ke sukaraja 65 Km dan waktu tempuh 2 jam menambah berat untuk berangkat. Ditambah lagi ada WA dari teman, bahwa untuk juaranya sudah ada jadi sia-sia saja ikut tahap presentasi. Tapi kembali lagi bahwa bukanlah hasil yang menjadi tujuan, namun semangat dan kerja keras yang menjadi tujuan dalam hal ini. Bukan sekedar hasil, tapi proses itulah yang kelak akan berguna di masa yang akan datang.
Tapi saya tetap percaya diri mengingat best pracitice saya seiring dengan tema gupres tahun ini yaitu pembelajaran abad 21 dan revolusi industri4.0. Judul best practice saya "kontrol peserta didik dengan aplikasi class dojo berbasis android" harus disampaikan di hadapan para juri dinas pendidikan. Siapa tahu jadi inspirasi kabupaten Bogor dalam mempermudah menilai sikap khususnya para guru PAI.
Kegagalan hal yang sudah pernah saya alami. Tapi prosesnya menjadikan suatu hal yang sangat luar biasa dan menjadi pelajaran berharga untuk hidup ini. Andai saja kita hanya menghitung hasil dan tak pernah memperhatikan proses, maka akan sangat tidak berharga orang-orang yang gagal. Gagal katanya awal dari kesuksesan. Tapi bagi saya bukan gagal atau berhasilnya, namun proses dan perjalanannya yang akan terus dikenang seumur hidup dan itu jadi pelajaran berharga yang tidak ternilai harganya. Meski gagal untuk menjadi terbaik, karena hanya sampai peringkat 8 dari 41 peserta.
Maka jangan takut gagal dalam hidup ini. Semua perjalanan hidup ini penuh dengan kompetisi dan kerja keras. Jika memang prosesnya sudah dijalani dengan sungguh-sungguh, maka disitulah Allah sebenarnya memberi kita pelajaran berharga. Jangan mudah menyerah dan teruslah berjuang karena hidup bukan hanya untuk hari ini.
(bersambung)
Salam Literasi
Ajiib
ReplyDelete