-->

Pengen Buku Vibe Online

Mari Belajar Aneka Soal Pretest PPG silahkan klik Pre Test PPG PAI

Cinta yang Tak Pernah Berubah

 


Di sebuah kedai mie ayam sederhana, senja menyapa dengan hangatnya. Angin sore berhembus pelan, menyapu meja-meja kecil di luar ruangan. Di salah satu sudut kedai, sepasang suami istri duduk berhadapan, menikmati suasana yang penuh kehangatan. 

Sang suami, dengan senyum lembut, memesan dua porsi mie ayam kesukaan mereka—sederhana tapi penuh kenangan. Sementara menunggu, mereka saling bercerita tentang hari yang telah dilalui. Tawa kecil terdengar saat mereka mengingat kejadian-kejadian lucu di rumah, menghidupkan kembali momen-momen manis yang sering terlewat.

Ketika pesanan tiba, aroma mie ayam yang gurih langsung menggoda indra penciuman mereka. Sang istri, dengan senyum manis, mencampurkan saus dan kecap, seperti biasa yang ia lakukan setiap kali mereka makan bersama. Suaminya memperhatikannya dengan penuh kasih, merasa beruntung memiliki pendamping yang selalu tahu bagaimana membuatnya merasa nyaman.

"Mie ayam ini nggak pernah berubah rasanya ya, sama seperti kita," ucap suaminya sambil tertawa kecil. Istrinya tersenyum, hatinya hangat oleh kalimat sederhana itu. Mereka saling bertukar pandang, seolah mengerti bahwa kebahagiaan itu bukan soal tempat atau makanan mewah, tetapi kebersamaan yang penuh cinta.

Sambil menikmati suapan terakhir, mereka saling menggenggam tangan, merasa bersyukur atas hari ini. Di kedai mie ayam yang sederhana itu, cinta mereka terus tumbuh, sederhana namun kuat, seperti rasa mie ayam yang tak pernah berubah.


Setelah selesai menikmati mie ayam, suami istri itu duduk lebih lama, menikmati sisa-sisa suasana sore. Tak jauh dari mereka, sang penjual mie ayam memperhatikan dengan pandangan bingung. Sejak awal, ia tidak mengira mereka adalah suami istri.

Pasalnya, suami datang lebih dulu dengan mobilnya, memesan satu porsi sambil sesekali melihat jam tangan, seakan menunggu seseorang. Tak lama setelah itu, istrinya menyusul dengan mobil berbeda, langsung menuju ke meja tempat suaminya sudah menunggu. Mereka tampak begitu santai, seperti dua orang teman lama yang bertemu untuk makan bersama. 

Setelah makan, obrolan mereka semakin akrab, dengan tawa dan candaan yang terus bergulir. Namun bagi sang penjual mie ayam, pemandangan ini semakin mengherankan. Ia terbiasa melihat pasangan yang datang bersama-sama, tetapi kali ini terasa ada sesuatu yang berbeda.

Sebelum pasangan itu pergi, penjual mie ayam yang penasaran akhirnya memberanikan diri bertanya, "Maaf, Pak, Bu, kalian teman lama ya? Saya kira tadi hanya makan bersama teman." 

Suaminya tersenyum, menahan tawa kecil, sementara istrinya menjawab lembut, "Oh, bukan, Pak. Kami suami istri. Hanya saja, hari ini kami pulang dari tempat kerja masing-masing, jadi datangnya terpisah." 

Penjual mie ayam itu tersenyum malu-malu, sedikit terkejut mendengar jawabannya. "Oh, begitu ya. Saya kira tadi bukan suami istri karena mobilnya beda, datang pun nggak bareng."

Mereka hanya tertawa ringan mendengar penjelasan itu. Suaminya menambahkan, "Kadang memang seru juga bikin orang bingung. Tapi ya, begitulah, meskipun datang terpisah, yang penting akhirnya kita bertemu di sini."

Sambil berjalan ke mobil mereka masing-masing, suami istri itu saling tersenyum hangat, merasa lucu bagaimana hal kecil seperti itu bisa membuat cerita makan mie ayam mereka lebih berkesan. Meski datang dari arah berbeda, tujuan mereka tetap satu—bersama, menikmati waktu yang tak tergantikan.

Bersambung ....


Kenali kepribadian wanita disini

1 Response to "Cinta yang Tak Pernah Berubah"

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel