-->

Pengen Buku Vibe Online

Mari Belajar Aneka Soal Pretest PPG silahkan klik Pre Test PPG PAI

Ikhlas, Sabar dan Pemaaf



Info : Perangkat Pembelajaran ada di rpp.smpn1cariu.sch.id

A. IKHLAS

Ikhlas secara bahasa artinya memurnikan sesuatu dan membersihkannya dari berbagai macam campuran. Ikhlas menurut istilah adalah seseorang beribadah dengan niat mendekatkan diri kepada Allah, mengharapkan pahala-Nya, takut terhadap siksa-Nya dan ingin mencari ridha-Nya. Dengan ikhlas, seorang hamba mensucikan niat dari seluruh mencari perhatian makhluk dan pujian mereka dalam mendekatkan diri kepada Allah Ta’ala. Ada yang tahu ataupun tidak, orang yang ikhlas tetap dengan sungguh-sungguh beribadah dan taat kepada Allah. Tidak perlu orang lain tahu terhadap apa yang sudah kita kerjakan dalam menjalankan ketaatan kepada Allah.
Allah berfirman dalam QS An Nissa ayat 146

kecuali orang-orang yang taubat dan Mengadakan perbaikan dan berpegang teguh pada (agama) Allah dan tulus ikhlas (mengerjakan) agama mereka karena Allah. Maka mereka itu adalah bersama-sama orang yang beriman dan kelak Allah akan memberikan kepada orang-orang yang beriman pahala yang besar.
Dalam surat Annisa Ayat 146 di atas, Allah akan memberi pahala yang besar (ajron aziima) kepada orang-orang beriman (mukminin). Siapa yang termasuk orang beriman? Menurut Allah yang akan bersama orang beriman yang melakukan empat hal berikut yaitu :
a. Orang-orang yang taubat (Tabuu)
b. Orang-orang yang mengadakan perbaikan (aslahu)
c. Orang-orang yang berpegang pada agama Allah (i’tashomu billah)
d. Orang-orang yang ikhlas dalam beragama islam karena Allah (akhlasu diinahum lillah)
Maka orang-orang yang melakukan empat hal tersebut akan bersama orang beriman dan diberi pahala yang besar (ajron aziima).
Jadi langkah pertama untuk mendapat pahala yang besar adalah dengan bertaubat. Taubat berarti sadar dan tidak melakukan kesalahan lagi. Kemudian tidak hanya taubat tapi ia juga terus memperbaiki dirinya dengan meningkatkan amal ibadah dan amal soleh setiap hari. Setelah itu tetap konsisten berpegang teguh kepada ajaran Islam meski banyak cobaan dan godaan yang menghampiri. Kemudian langkah terakhir dan menyempurnakan semua langkah adalah ikhlas. Tentu saja ikhlas dalam menjalankan ajaran agama Islam hanya karena Allah. Akan sia-sia semua yang telah dilakukan apabila tidak disempurnakan dengan sikap ikhlas dalam beribadah.
Ikhlas menjadi hal yang menentukan seorang beriman mendapat pahala yang besar. Tanpa ikhlas, pahala yang besar sangat sulit untuk di raih. Jadi dalam hidup di dunia ini, harus mementingkan ikhlas dalam setiap gerak nafas kita. Tidak akan ada artinya taubat, berbuat baik dan berpegang teguh pada agama Allah tanpa disertai dengan ikhlas. Bahkan akan mendapat siksa Allah jika amal ibadah tidak disertai keikhlasan.
Perumpamaan orang yang ikhlas seperti akar dalam sebatang pohon. Akar terletak di dalam tanah dan tidak dapat dilihat. Akar terus bekerja mencari sari-sari makanan untuk disalurkan ke batang, dahan, ranting dan daun. Hingga akhirnya berkat usaha akar, pohon tersebut dapat berbunga dan berbuah. Bunga dan buah inilah yang dimanfaatkan manusia. Banyak yang senang dan memuji pohon tersebut karena keindahan bunga dan buahnya. Padahal dibalik itu semua, ada akar yang bekerja terus menerus agar mendapat sari makanan untuk semakin memperindah bunga dan memperbanyak buah. Akar tidak pernah dipuji, bahkan peranan akar tertutup dan dilupakan oleh adanya bunga dan buah. Namun akar tetap bekerja sesuai dengan amanah yang sudah Allah berikan kepadanya yaitu mencari air dan sari-sari makanan. Tidak dilihat, tidak dipuji bahkan dilupakan, akar tetap taat kepada tugas pokoknya.
Allah Berfirman dalam QS Al Bayinah ayat 5 sebagai berikut

Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.

Ikhlas adalah dasar dari kesuksesan di dunia dan akhirat. Ikhlas ibarat pondasi dan amal adalah bangunannya. Ikhlas ibarat ruh sedangkan amal adalah jasadnya. Ikhlas bagi amal ibarat pondasi bagi sebuah rumah atau ibarat ruh bagi sebuah jasad. Sebuah rumah tidak akan dapat berdiri kokoh tanpa pondasi, demikian juga jasad tidak akan dapat hidup tanpa ruh. Oleh karena itu, amal shalih yang kosong dari keikhlasan akan menjadikannya mati, tidak bernilai serta tidak menghasilkan apapun.
Ikhlas tempatnya di hati. Saat hati seseorang menjadi baik dengan ikhlas, maka anggota badan yang lain ikut menjadi baik. Sebaliknya, jika hatinya rusak, misalnya oleh riya’, mengharapkan dunia dalam amalnya, ‘ujub (bangga diri), maka akan rusaklah seluruh jasadnya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ .
“Apabila hati menjadi baik, maka akan baik pula seluruh jasadnya, dan apabila hati menjadi rusak, maka akan rusak seluruh jasadnya.” (HR. Bukhari-Muslim)
Buah yang dihasilkan dari keikhlasan sungguh banyak, seorang yang ikhlas dalam mengucapkan Laailaahaillallah, maka Allah akan mengharamkan neraka baginya. Seorang yang mengikuti ucapan muazin dengan ikhlas, maka Allah akan memasukkannya ke surga. Seorang yang menuntut ilmu agama dengan ikhlas, maka Allah akan memudahkan baginya jalan ke surga. Seorang yang ikhlas menjalankan puasa, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu. Bahkan perbuatan mubah akan menjadi berpahala dengan keikhlasan.
Sebaliknya, jika amal ibadah dikerjakan atas dasar niat yang tidak ikhlas, bukan mendapatkan pahala, bahkan mendapatkan siksa. Berikut ini diuraikan contoh amal ibadah yang kurang ikhlas
a. Seseorang menambahkan lagi ketaatannya ketika dipuji, atau mengurangi bahkan meninggalkan ketaatan ketika dicela.
b. Seseorang beramal shalih dan berakhlak mulia agar dicintai orang-orang, diperlakukan secara baik dan mendapat tempat di hati mereka. Jika hal itu tidak tercapai, ia pun berat sekali melakukannya.
c. Seseorang bersedekah karena ingin dilihat orang, jika tidak ada yang melihatnya, ia tidak mau bersedekah.
d. Tersinggung karena yang ditolong tidak berterima kasih, maka pertolongan kita itu tidak ikhlas karena tidak wajar, tidaklah wajar mengharap orang mengucapkan terima kasih karena kita telah menolongnya.


Simak Juga video berikut





B. SABAR

Sabar menurut bahasa berarti menahan dan mencegah atau al-habsu wal kaffu. Menurut Istilah, sabar adalah menahan diri untuk melakukan keinginan dan meninggalkan larangan Allah swt. Sabar juga berarti sikap tegar dan kukuh dalam menjalankan ajaran Islam ketika muncul dorongan nafsu, ketegaran yang dibangun diatas landasan Al-Qur’an dan As-sunnah. Allah telah memuji orang-orang yang bersabar dan menyebutkan mereka dalam firman-Nya di Surat Az Zumar ayat 10:

Katakanlah: "Hai hamba-hamba-Ku yang beriman. bertakwalah kepada Tuhanmu". orang-orang yang berbuat baik di dunia ini memperoleh kebaikan. dan bumi Allah itu adalah luas. Sesungguhnya hanya orang-orang yang bersabarlah yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas.
Orang yang memiliki sifat sabar adalah mereka yang kesabarannya demi Allah dan karena Allah. Seluruh cobaan yang menimpanya tidak akan melemahkannya, namun ia tetap kuat menghadapinya.
Mengapa sabar sulit diterapkan? Kita akan sulit memiliki sifat sabar jika segala sesuatu yang terjadi karena orang lain atau makhluk lain. Padahal segala yang terjadi di dunia ini semua merupakan kehendak Allah SWT. Apabila semua hal yang terjadi dan menimpa kita yakini kehendak Allah SWT, maka kesabaran kita akan meningkat.
Sabar menjadi salah satu kunci pembuka pertolongan Allah disamping Shalat. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Baqoroh ayat 153

Hai orang-orang yang beriman, Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.
Sabar dan shalat harus dijadikan penolong untuk keselamatan di dunia dan akhirat. Orang sabar akan selalu dibimbing oleh Allah SWT karena Allah beserta orang-orang yang sabar. Apakah sabar ada batasnya? Sabar tidak ada batasnya. Jika sudah merasa sabar namun ujian belum berhenti juga, maka kita harus semakin meningkatkan kesabaran kita. Bila kesabaran terus kita tingkatkan, maka pahala juga akan terus mengalir untuk diri kita.
Sabar bukanlah pasrah dan menyerah pada keadaan yang ada. Sabar terwujud dari kegigihan kita untuk tetap berpegang teguh pada ketetapan Allah. Karena apapun yang menimpa kita merupakan ketentuan Allah. Sambil terus berusaha dan berdo’a untuk memperbaiki kondisi yang ada.
Macam-macam Sabar
1. Sabar dalam menerima ujian hidup

dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.



2. Sabar dalam keinginan hawa nafsu

Hai orang-orang beriman, janganlah hartamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah. Barangsiapa yang berbuat demikian Maka mereka Itulah orang-orang yang merugi.



3. Sabar dalam ketaatan kepada Allah SWT


Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?



C. PEMAAF


Maaf dalam bahasa arab diterjemahkan dengan kata al afwu. Al Afwu secara bahasa artinya terhapus atau menghapus. Orangnya disebut pemaaf dan perbuatannya memaafkan. Pemaaf adalah sikap dan perilaku yang suka memberi maaf atas kesalahan yang dibuat orang lain dan tidak memendam dan mendendam rasa atas kesalahan orang lain. Memaafkan mengandung pengertian menghapus luka atau bekas-bekas luka yang terdapat dalam hati. Hati yang sempat sakit karena perbuatan seseorang yang tidak menyenangkan dan berbuat kesalahan terhadap kita. Dengan memaafkan kesalahan orang lain berarti berhubungan antara mereka yang bermasalah kembali baik dan harmonis karena luka yang ada di dalam hati mereka, terutama yang memaafkan, telah sembuh.
Seorang muslim harus memiliki sikap pemaaf karena sikap pemaaf menguntungkan. Sikap pemaaf dapat membuat hati lapang dan tidak dendam terhadap orang yang berbuat salah kepadanya, sehingga jiwanya menjadi tenang dan tentram. Apabila tidak memiliki sikap pemaaf, tentu akan menjadi orang pendendam. Dendam yang tidak terbalas menjadi beban bagi dirinya. Ini penyakit berbahaya karena selalu membawa kegelisahan.
Allah SWT berfirman dalam QS Al ‘Araf ayat 199

"Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang baik, serta berpalinglah dari orang-orang yang bodoh."
Sikap pemaaf bahkan jauh lebih baik dari sedekah yang diberikan dengan diiringi oleh ucapan atau sikap yang menyakitkan bagi orang yang menerimanya. Allah SWT berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 263
"Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakikan (perasaan si penerima). Allah Mahakaya lagi Maha Penyatun."
Seorang Muslim bukan hanya dituntut memberikan maaf. Ia juga diperintahkan berbuat baik kepada yang pernah berbuat salah kepadanya. Mereka yang mampu berbuat demikian mendapat kedudukan tinggi, pujian dan pahala yang baik dari Allah SWT sebagaimana Firman-Nya

"Dan balasan suatu kejahatan adalah kejahatan yang serupa, maka barang siapa memaafkan dan berbuat baik maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang yang zalim."
Suka memberi maaf kepada orang yang berbuat salah merupakan ciri orang bertakwa. Orang yang demikian akan memaafkan orang yang berbuat salah kepadanya, meskipun yang bersalah tidak pernah minta maaf kepadanya. Allah berfirman Dalam surat Ali imran ayat 133-134

"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun sempit dan orang orang yang menahan amarahnya dan memmaafkan (kesalahan) orang, Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebajikan,"

Sikap pemaaf perlu melekat pada diri kita dan menjadikan akhlak karimahnya sebagai buah iman, takwa dan ibadahnya kepada Allah. Dengan sikap pemaaf, kita akan di cintai Allah dan disenangi manusia. Orang yang dicintai dan disenangi Allah adalah orang sudah mendapat keridhaan Allah.

D. MENERAPKAN IKHLAS, SABAR DAN PEMAAF

1. Menerapkan Sikap Ikhlas
Bagaimana mempraktekkan ikhlas itu dalam kehidupan sehari-hari?
Ikhlas sangat penting dan tidak ikhlas sangat berbahaya. Ikhlas menjamin berjalannya kehidupan, tidak ikhlas akan menghancurkan kehidupan. Keikhlasan akan menghasilkan kemajuan, persaudaraan, loyalitas, kedamaian, dan produktivitas tinggi. seseorang masuk surga bukanlah karena banyaknya perbuatan kebaikan yang dilakukan pada saat dia hidup di dunia, melainkan bagaimana seseorang selalu menghadap kepada Allah dengan kebersihan dan keikhlasan hati. Keikhlasan dalam arti memenuhi perintah Allah tanpa mempertimbangkan keuntungan pribadi atau balasan apa pun.
Seseorang yang ikhlas akan menghadap kepada Allah dengan hatinya dan hanya ingin mendapatkan ridha-Nya atas setiap perbuatan, langkah, kata-kata, dan doanya. Jadi, ia benar-benar yakin kepada Allah dan hanya mencari kebajikan semata. Pujian seseorang terhadap kita tidaklah bermanfaat apa-apa, demikian juga celaannya tidaklah berbahaya, yang bermanfaat adalah pujian Allah SWT dan yang berbahaya adalah celaan Allah SWT.
Cara meningkatkan keikhlasan :
a. Mengetahui bahwa Allah Subhaanahu wa Ta’aala Maha Mendengar dan Melihat serta mengetahui apa saja yang kita sembunyikan dan kita tampakkan.
b. Meyakini bahwa pahala hanya milik Allah, selain-Nya tidak memiliki pahala.
c. Mengetahui bahwa dunia ini tidak ada apa-apanya dibanding akhirat.
Amal yang didasari motivasi mencari pujian dan sanjungan manusia atau mengharapkan imbalan dari mereka merupakan amalan tercela meskipun terlihat secara fisik sebagai amal shalih. Namun demikian, tidaklah mengurangi keikhlasan jika ternyata ada orang lain yang memuji amalnya, asalkan niatnya tetap ikhlas karena Allah.
2. Menerapkan Sikap Sabar

Dalam kehidupan manusia selalu ada cobaan atau ujian. Cobaan atau ujian bisa berupa hal-hal yang tidak menyenangkan hati seperti kesusahan, sakit, bangkrut, kemelaratan dan lain-lain. Cobaan atau ujian juga bisa berupa hal-hal yang menyenangkan hati seperti kesuksesan, harta berlimpah, kesehatan, jabatan yang tinggi dan lain-lain.
Cobaan atau ujian bisa menjadi musibah atau nikmat . Dikatakan musibah apabila segala sesuatu yang menimpa kita menjauhkan diri dari Allah SWT. Namun sebaliknya dikatakan nikmat apabila segala sesuatu yang terjadi pada diri kita semakin mendekatkan diri pada Allah SWT. Ketika ada cobaan datang kemudian disikapi dengan perasaan frustasi bahkan berburuk sangka pada Allah SWT, maka itulah musibah. Namun ketika ada cobaan lalu kita berbaik sangka pada Allah SWT, taubat dan memperbaiki diri maka itulah nikmat.
Bagaimana cara meningkatkan kesabaran?
1. Berbaik sangka pada Allah SWT
Kita harus berbaik sangka pada Allah SWt karena ujian berupa kesulitan dan kesenangan di dunia ini merupakan hal yang biasa selalu datang silih berganti. Jadi tidak perlu buruk sangka pada Allah bila kita menghadapi kesulitan hidup.

2. Mengenal dari balasan dan pahala sabar.
Sabar akan mendapat pahala yang besar dan tak terbatas.

3. Mengambil hikmah dari setiap kejadian
Setiap kejadian yang menimpa kita pasti merupakan yang terbaik dari Allah. Hendaknya selalu mengadakan evaluasi dan instrospeksi diri kemudian ambil hikmah dari setiap kejadian.

4. Terus berusaha dan berdoa
Yakinlah bahwa setiap masalah pasti ada jalan keluarnya jika kita ikhtiar dan jangan lupa memohon pertolongan Allah.

5. Niatkan kesuksesan untuk mendekatkan diri pada Allah
Jika masalah sudah berlalu, maka niatkan untuk semakin meningkatkan ibadah kepada Allah dan mendekatkan diri kepada Allah.



3. Menerapkan Sikap Pemaaf
Sikap pemaaf harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Karena pemaaf merupakan akhlak mulia yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. Hinaan dan fitnah kepada nabi Muhammad SAW dari kaum kafir tidak membuat dendam, atau sakit hati. Justru Nabi Muhammad SAW memafkan bahkan mendoakan mereka yang menghina dan memfitnah. Adapun cara menerapkan sikap pemaaf antara lain :
a. Berprasangka baik kepada orang yang memusuhi kita.
b. Mendoakan mereka yang telah berbuat salah agar mendapat petunjuk Allah SWT.
c. Berlapang dada menghadapi masalah apapun.
d. Yakin bahwa Allah Maha memberi balasan, Siapa yang berbuat baik akan dibalas kebaikannya dan siapa yang berbuat buruk juga akan dibalas keburukannya oleh Allah SWT.


Materi Lebih lengkap ada di pdf berikut

0 Response to "Ikhlas, Sabar dan Pemaaf"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel