Kisah Inspiratif Orang Lemah Yang Menjadi Pemenang

Semua orang memiliki kelebihan dan kelemahan. Allah menciptakan makhluknya dengan berbagai kelebihan. Namun manusia masih ada yang merasa memiliki kekurangan. Padahal Allah sudah menciptakan seperangkat senjata bagi manusia untuk dapat bertahan hidup dan menjadi khalifah di muka bumi ini. Tidak akan Allah membiarkan manusia sendirian tanpa kelebihan yang ada dalam dirinya. tinggal bagaimana sikap dan cara pandang kita dalam menghadapi semua masalah yang ada pada diri kita.

Akan ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi semua kekurangan yang ada pada diri kita. Semua bergantung kepada keyakinan diri untuk dapat mengatasi semua kendala yang ada pada diri sendiri. Mau menjadi orang yang kuat atau yang lemah, tinggal bagaimana memposisikan diri ini. kalau mau menjadi orang yang kuat maka kekuatan akan datang kepada kita. Mau menjadi orang yang lemah maka kelemahan itu akan juga menghampiri kita. Kuat dan lemah ditentukan dari niat awal kita berangkat.

Berikut kisah-Kisah Inspiratif yang bagus untuk jadi pelajaran hidup dan motivasi sukses kita ke depan.

Bill Knake, Si Buta Huruf yang jadi penulis hebat

Selesai membaca Al Qur’an, saya raih sebuah buku yang dibeli minggu lalu. Sebuah buku dengan judul “95 Strategi Mengajar Multiple Intelligences”. Dalam buku tersebut, tertulis bahwa Bill Knake yang memiliki IQ di bawah 50 dan baru bisa membaca pada usia 31 tahun, ternyata dapat menjadi penulis buku dan inspirator hebat melalui bukunya yang terkenal “The Inside World”. Ada quote yang terkenal from zero to hero ternyata benar adanya dan memang kenyataan. Segala kekurangan berubah menjadi kelebihan. Hal ini semakin memotivasi diri untuk terus maju dan pantang menyerah.

Bill Knake dengan IQ “jongkok” bahkan baru bisa membaca di usia 31 tahun ternyata bisa menjadi seseorang yang hebat. Dia menjadi penulis hebat dan menghasilkan buku yang hebat. Suatu hasil karya yang kelihatannya mustahil untuk ia lakukan mengingat tingkat inteligensia dan kemampuan berbahasanya yang pada awalnya sangat kurang. Ternyata semua hambatan yang menimpa diri Bill Knake dapat ia taklukan sendiri, Ia menjelma menjadi penulis yang hebat bahkan mampu menginspirasi jutaan orang yang sudah lebih dahulu mampu membaca di usia TK atau SD dengan tingkat IQ yang jauh lebih tinggi dari Bill Knake. Sungguh luar biasa, kelemahan bukan jadi halangan untuk menjadi seorang yang kuat.

Kevin, Anak Kecil sendirian yang Meringkus 2 orang perampok rumahnya

Pernahkah menyaksikan film Home Alone? ada hikmah dibalik kisah film tersebut. Film tersebut mengkisahkah seorang anak kecil bernama Kevin yang dipandang lemah dan sebelah mata, bahkan untuk mengurus diri sendiri saja dia tidak mampu dan lebih sering menjadi “trouble maker” di keluarganya. Hingga saat akan berlibur natal, Kevin tertinggal di rumah. Ia tidak menyadari bahwa seisi rumah sudah pergi semua. tinggallah ia sendiri dalam kebingungan dan ketakutan. Ia merasa lemah dan tak berdaya dengan situasi seprti itu.

Namun Kevin tidak larut dalam kesedihan. Ia hilangkan semua ketakutan dan mencoba untuk menghadapi situasi yang memang harus dihadapi. Untuk apa ia lari dari kenyataan sedangkan untuk berlari pun ia kebingungan akan kemana. Akhirnya ia menyatakan “Aku tidak takut!” dan berani menghadapi segala masalah yang ada. Hingga ketika rumahnya didatangi perampok, ia sudah merencanakan sejumlah taktik untuk melumpuhkan perampok tersebut. dan ternyata perampok tersebut dapat dilumpuhkan oleh seorang anak kecil bernama Kevin. Luar biasa.

Inilah kisah si lemah yang menjadi kuat. Kelemahan menjadi kekuatan dan akhirnya memiliki senjata ampuh untuk melumpuhkan semua musuh. Musuh disini bisa masalah, kekurangan, hambatan, atau apapun yang selalu membawa kita kepada kekalahan. Kekalahan menjadi hal yang ada pada awalnya, namun atas usaha yang keras maka semua bisa diatasi dengan sempurna.

Wilma, punya penyakit folio justru jadi juara lari pada olimpiade dunia.

Lalu tidak sengaja saya membuka sebuah power point milik istri saya yang diperoleh dari kampusnya. disana tercantum sebuah kisah yang luar biasa menggugah dan inspiratif. Itulah kisah Wilma Rudolph yang mengharukan sekaligus membanggakan. Tidak selamanya orang punya kelemahan harus kalah dan menyerah hingga akhirnya menunggu nasib hingga ajal menjemput. Orang lemah harus punya kekuatan dalam diri untuk mengatasi kekurangannya. Kekuatan dalam diri itulah kekuatan yang sebenarnya yang akan mengalahkan segala bentuk kelemahan fisik yang menimpanya.

Wilma kecil sudah di vonis folio kakinya. Jangankan berlari, untuk berjalan saja sudah tentu meragukan. Namun tahukah anda, apa cita-cita Wilma kecil? ia ingin menjadi pelari professional. Rasanya mustahil, namun tekad yang kuat dan usaha yang tak kenal lelah semua bisa tercapai.

Akibat polio yang dideritanya, Wilma kecil tidak bisa berjalan. Bahkan para dokter yang menanganinya pun mengatakan bahwa dia tidak akan bisa berjalan seumur hidupnya. Dokter boleh menyerah, tetapi keluarganya tidak. Ia dilahirkan dalam keluarga yang sangat miskin. Ayahnya hanyalah penjaga palang pintu kereta api dan ibunya hanya seorang pembantu. Orangtua dan saudara-saudaranya tidak pernah berhenti, secara bergantian melakukan terapi pijat empat kali sehari kepada kaki Wilma. Hal tersebut ditunjukkan melalui perkataan Wilma yang cukup terkenal.

My doctors told me I would never walk again. My mother told me I would. I believed my mother.

(Para dokter memberitahuku bahwa aku tidak akan berjalan lagi. Ibuku memberitahu bahwa aku akan (berjalan lagi). Aku percaya ibuku.)

Hingga akhirnya, keajaiban terjadi ketika Wilma berumur delapan tahun. Dia bisa berjalan meski harus menggunakan penjepit di kaki kirinya. Setelah beberapa waktu, dia melepaskan penjepit dan mulai menggunakan sepatu khusus. Di usianya yang menginjak 12 tahun, ibunya menemukan Wilma sedang bermain basket bersama saudara laki-laki tanpa menggunakan sepatu khusus, alias bertelanjang kaki!

Dalam tahun terakhirnya di SMA, seorang pelatih lari terkenal dari Universitas Negeri Tennessee, Ed Temple melihatnya saat ikut bertanding dalam turnamen basket. Ed Temple mendorongnya untuk mulai berlari dan dia berlari sangat baik, sehingga memenuhi syarat untuk mengikuti Olimpiade 1956 di Melbourne, Australia.

Ia berhasil memenangkan medali perunggu dalam nomor lari 400 meter. Di tahun 1959, dia kembali memenuhi syarat untuk mengikuti Olimpiade 1960 di Roma, dan mencetak rekor dunia dengan menjadi pelari Amerika pertama yang memenangkan tiga medali sekaligus, yaitu dalam nomor 100 meter, 200 meter, dan 400 meter.

Kisah Nabi Ayub

Bagaimana dengan kisah nabi Ayub? seorang yang dianugerahi kekayaan dan keluarga yang harmonis. Namun alangkah cintanya Allah kepada nabi Ayub, maka ia diberi ujian dengan penyakit yang sulit disembuhkan. lho aneh sekali, mengapa Allah cinta justru menimpakan penyakit kepada nabi Ayub? disini Allah ingin menguji rasa cinta nabi Ayub kepada-Nya. Ibarat seseorang yang mendapat rasa cinta dari kekasihnya, tentu saja ia ingin menguji kecintaan kekasihnya. Maka dikirimlah ujian kepada nabi Ayub untuk membuktikan rasa cinta nabi Ayub kepada Allah. Selama sakit yang bertahun-tahun, tidak pernah sekalipun nabi Ayub mengeluh. beliau menikmati penyakitnya dengan sabar. Bahkan untuk berdo’a kepada Allah memohon segera diangkat penyakitnya saja, nabi Ayub merasa malu. Karena sekian lama diberi nikmat sehat dan kekayaan, masa iya baru beberapa saat ditimpa penyakit, sudah mengeluh dan mohon kepada Allah segera diangkat penyakitnya. Meski diliputi penyakit, nabi Ayub tidak pernah berhenti beribadah dan tetap berprasangka baik kepada Allah. Karena apa saja yang menimpa manusia pasti sudah dirancang Allah untuk kebaikan manusia tersebut.

PAda akhirnya Allah mengangkat semua penyakit nabi Ayub dan diabadikan dalam ayat Al Quran berikut. Ayat ini menjadi zikir bagi penyembuh semua penyakit yang menimpa manusia.Insya Allah...!

Penasarankan apa zikirnya? Zikirnya adalah QS Al Anbiya ayat 83-84. Ayat yang menjelaskan kesembuhan nabi Ayub AS dari penyakit yang paling berat yang pernah ada di dunia. Inilah ayatnya

۞ وَاَيُّوْبَ اِذْ نَادٰى رَبَّهٗٓ اَنِّيْ مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَاَنْتَ اَرْحَمُ الرّٰحِمِيْنَ ۚ فَاسْتَجَبْنَا لَهٗ فَكَشَفْنَا مَا بِهٖ مِنْ ضُرٍّ وَّاٰتَيْنٰهُ اَهْلَهٗ وَمِثْلَهُمْ مَّعَهُمْ رَحْمَةً مِّنْ عِنْدِنَا وَذِكْرٰى لِلْعٰبِدِيْنَ ۚ

83. Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, “(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.”