-->

Pengen Buku Vibe Online

Mari Belajar Aneka Soal Pretest PPG silahkan klik Pre Test PPG PAI

Pengembangan kurikulum menurut para ahli

Model Tyler

Model Tyler dikembangkan oleh seorang penulis asal Amerika, yaitu Ralph Tyler pada tahun 1940. Model ini termasuk dalam model pengembangan deduktif. Menurut Tyler, pengembangan suatu kurikulum harus melalui empat tahapan, yaitu sebagai berikut.

  1. Analisis tujuan (objectives)
    Pengembangan kurikulum dimulai dengan menganalisis tujuan terlebih dahulu. Analisis itu mengacu pada tiga kelompok data, yaitu peserta didik, kehidupan peserta didik di luar sekolah, dan beban mata pelajaran.
  2. Pengalaman belajar siswa (selecting learning experience)
    Pengalaman siswa merupakan interaksi antara siswa dan lingkungan serta bagaimana kondisi belajar siswa selama di kelas. Pada tahap ini, pengembang kurikulum harus mengacu pada beberapa prinsip, yaitu pengalaman harus mengacu pada tujuan yang akan dicapai dan keaktifan siswa.
  3. Mengorganisasikan pengalaman belajar (organising learning experience)
    Pengalaman belajar bisa diorganisasi ke dalam dua cara, yaitu cara vertikal dan horizontal. Pengorganisasian secara vertikal dilakukan dengan menghubungkan suatu ilmu pengetahuan yang sama namun pada tingkatan yang berbeda. Sementara pengorganisasian secara horizontal dilakukan dengan menghubungkan pengalaman belajar beberapa bidang yang berbeda pada tingkatan yang sama.
  4. Evaluasi (evaluation)
    Evaluasi meliputi penilaian yang menitikberatkan pada tujuan pembelajaran.

Model Hilda Taba

Model Taba dikembangkan oleh pendidik asal Estonia, yaitu Hilda Taba pada tahun 1962. Menurut Taba, pengembangan suatu kurikulum harus melalui lima tahapan berikut ini.

1. Mendiagnosis Kebutuhan belajar

2. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai

3. Memilih dan mengorganisasikan konten

4. Memilih dan mengorganisasikan belajar

5. Melakukan kegiatan evaluas

Jika mengacu pada fokus pemecahan masalahnya, metode Taba ini termasuk dalam pengembangan kurikulum secara induktif.

Model Rogers

Model Rogers dikembangkan oleh seorang Psikolog asal Amerika, yaitu Carl Ransom Rogers. Semasa hidupnya, Rogers pernah mengenyam pendidikan di beberapa universitas ternama di America, seperti Universitas Kolombia dan Universitas Wisconsin-Madison. Menurut Rogers, pengembangan kurikulum harus mengacu pada tahapan-tahapan berikut.

  1. Pemilihan target
    Pada tahap ini, akan dilakukan pemilihan target sebagai bagian dari kelompok intensif pada suatu sistem pendidikan.
  2. Pengalaman guru
    Pada tahap ini, guru harus ikut berpartisipasi dalam membentuk pengalaman kelompok intensif bagi guru yang lain.
  3. Mengembangkan kelompok intensif di dalam kelas atau unit pelajaran
    Selain guru, peserta didik di kelas juga harus terlibat di dalam membentuk pengalaman intensif.
  4. Melibatkan peran orangtua
    Orang tua dilibatkan untuk membentuk pengalaman intensif di rumah atau di luar sekolah. Bukan berarti orang tua tidak bisa dilibatkan sama sekali di sekolah. Bagaimanapun, orang tua masih berperan penting di lingkup sekolah. Contohnya, diskusi dengan guru terkait perkembangan peserta didik, memantau pelaporan hasil belajar, konsultasi terkait pencapaian peserta didik, dan lainnya.

Dari empat tahapan di atas, disimpulkan bahwa pengembangan metode Rogers ini menitikberatkan pada kegiatan fisik dari subjek yang terlibat daripada hanya sekadar teknis secara tertulis.

Model Beauchamp

Sebagian besar nama model pengembangan kurikulum diambil dari nama perumusnya, begitu juga dengan model Beauchamp. Model ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal Amerika, yaitu George Beauchamp. Menurut Beauchamp, pengembangan kurikulum harus mengacu pada lima tahapan berikut.

  1. Menentukan cakupan wilayah kurikulum
    Cakupan wilayah kurikulum ini ditentukan oleh pihak pembuat kebijakan yang diberi tugas sebagai pengembang kurikulum. Cakupan wilayah yang dimaksud meliputi sekolah, kecamatan, kabupaten, provinsi, hingga tingkat negara.
  2. Menentukan pihak-pihak ikut terlibat di dalamnya
    Setelah mendapatkan cakupan wilayah yang sesuai, selanjutnya dilakukan pemilihan pihak-pihak yang nantinya terlibat dalam kegiatan pengembangan seperti ahli kurikulum di tingkat pusat, perguruan tinggi, para praktisi pendidikan, hingga tokoh masyarakat yang berperan di bidang pendidikan.
  3. Organisasi dan prosedur pengembangan
    Pada tahapan ini dilakukan perumusan tujuan umum dan tujuan khusus, pemilihan isi serta pengalaman belajar, evaluasi, dan penentuan desain kurikulum secara menyeluruh.
  4. Implementasi dan penerapan kurikulum
    Setelah semua tahapan dilalui, barulah kurikulum bisa diterapkan dan harus disertai evaluasi secara berkala.

Model Arich Lewy

Tahapan pengembangan kurikulum menurut model Arich Lewy adalah sebagai berikut.

  1. Merumuskan tujuan
    Tahap pertama adalah merumuskan tujuan yang hendak dicapai dari penerapan suatu kurikulum. Di dalam tujuan, harus memuat kompetensi dan nilai yang diperoleh peserta didik setelah kurikulum itu diterapkan. Tahapan perumusan ini dilakukan oleh pengembang kurikulum yang bekerja sama dengan ahli di beberapa bidang keilmuan, seperti sosiolog, psikolog, dan ahli lainnya yang masih berkaitan.
  2. Perencanaan kurikulum
    Di tahap ini, pengembang kurikulum mulai menyusun rencana kurikulum mulai silabus hingga RPP. Rencana tersebut sudah harus memuat berbagai aspek, seperti strategi pembelajaran, sistem penilaian, infrastruktur pendukung, hingga alokasi anggaran.
  3. Uji coba rencana kurikulum
    Setelah direncanakan dengan matang, kurikulum harus diuji coba di beberapa sekolah. Uji coba ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengukur tingkat kesesuaian antara rencana dan kondisi di lapangan serta mengetahui berbagai kekurangan dan kendala yang dihadapi.
  4. Uji lapangan
    Uji lapangan ini hampir sama dengan uji coba rencana. Hanya saja, cakupan uji cobanya lebih luas dan sudah melalui evaluasi tahap pertama. Setelah uji lapangan selesai, kepala sekolah dan guru akan diberi berbagai pelatihan terkait kurikulum yang baru.
  5. Implementasi atau penerapan kurikulum
    Setelah melalui uji coba dua kali dan diperoleh hasil yang memuaskan, barulah kurikulum bisa diterapkan secara bertahap di semua wilayah yang dikehendaki.

Perhatikan pernyataan berikut 

1. Mendiagnosis Kebutuhan belajar

2. Merumuskan tujuan yang hendak dicapai

3. Memilih dan mengorganisasikan konten

4. Memilih dan mengorganisasikan belajar

5. Melakukan kegiatan evaluas

Urutan pengembangan kurikulum menurut ...

A. Arich Lewy

B. Beauchamp

C. Rogers

D. Taba

E. Tyler

Jawab : D

0 Response to "Pengembangan kurikulum menurut para ahli"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel