KELEMAHAN MENJADI KEKUATANKU

Alhamdulilah atas segalanya, tiada daya upaya kecuali kekuatan-Nya. Pengalaman saya tahun 2017, mendapat kabar dari LPMP melalui telepon dan sekaligus menanyakan kesanggupan saya untuk menjadi narasumber pada Bimtek IK kurikulum 2013 jenjang SMP untuk mapel PAI. Kabar yang masuk bertepatan dengan saat saya tengah mengikuti pembukaan lomba guru berprestasi. Dengan penuh keyakinan saya menyanggupinya meskipun ada terbersit keraguan sedikit saja, apakah saya mampu? apakah saya layak? apakah saya bisa berbicara di depan orang banyak? padahal selama ini selalu grogi dan bergetar kaki ini jika harus tampil berbicara di depan orang banyak. Apalagi ini mewakili LPMP sebagai narasumber tingkat Jawa Barat.

Mengapa harus saya? bukankah ada banyak guru dan pengawas yang lebih layak dari saya untuk menjadi narasumber. Bahkan untuk menjadi pembicara di tingkat kabupaten saja sangat jarang. Hanya sekali-kalinya saat diminta LPMP untuk melatih guru-guru PAI pada Bimtek Kurikulum 2013 tahun 2016. Masih banyak yang lebih pandai dari saya. Mengapa nama saya yang asing ini dan belum popular tiba-tiba harus menjadi narasumber tingkat propinsi Jawa Barat? Semakin dipikirkan maka semakin banyak pertanyaan yang selalu melemahkan saya diri sendiri.

Hingga saat merenung di rumah setelah tadarus Qur’an pada malam hari, teringatlah akan suatu slogan bahwa “kelemahan bisa menjadi kekuatan”. Ahay…! inspiring sekali slogan tersebut. Maka teringatlah dengan orang-orang yang menjadi orang hebat justru berawal dari kelemahannya. Misalnya Thomas Alva Edison yang justru berkembang kemampuannya setelah di DO dari sekolahnya karena “kebodohannya”. Artis Ucok Baba yang memiliki kekurangan , maaf : pendek, tidak meratapi kekurangannya malah justru kekurangannya menjadi jalan rezeki dari Allah untuknya. Dan masih banyak lagi kisah inspiratif para “si lemah” yang justru menjadi kuat dan sukses dengan berangkat dari kelemahan dan kekurangannya.

Semua orang memiliki kelebihan dan kelemahan. Allah menciptakan makhluknya dengan berbagai kelebihan. Namun manusia masih ada yang merasa memiliki kekurangan. Padahal Allah sudah menciptakan seperangkat senjata bagi manusia untuk dapat bertahan hidup dan menjadi khalifah di muka bumi ini. Tidak akan Allah membiarkan manusia sendirian tanpa kelebihan yang ada dalam dirinya. tinggal bagaimana sikap dan cara pandang kita dalam menghadapi semua masalah yang ada pada diri kita.

Mungkin ada saja diantara kita yang memiliki pikran betapa banyaknya kekurangan yang ada pada diri saya. Hingga akhirnya menjadi beban yang berat dan menyebabkan kita terkurung oleh kelemahan kita. segeralah berpikir cerdas dan jangan meratapi kelemahan yang ada pada diri kita. Tinggal bagaimana cara pandang kita terhadap semua kendala yang sampai kepada diri kita.

Akan ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk mengatasi semua kekurangan yang ada pada diri kita. Semua bergantung kepada keyakinan diri untuk dapat mengatasi semua kendala yang ada pada diri sendiri. Mau menjadi orang yang kuat atau yang lemah, tinggal bagaimana memposisikan diri ini. kalau mau menjadi orang yang kuat maka kekuatan akan datang kepada kita. Mau menjadi orang yang lemah maka kelemahan itu akan juga menghampiri kita. Kuat dan lemah ditentukan dari niat awal kita berangkat.

Manusia memang tempatnya berkeluh kesah. Sedikit saja hambatan maka dengan segera manusia mengeluarkan ucapan-ucapan keluh kesahnya yang sebenarnya berawal dari hati yang mengeluh. Sehingga bila hati dan ucapan isinya keluhan maka tidak akan ada kekuatan menggerakkan anggota tubuh untuk mengatasi semua masalah meskipun masalah yang kecil sekalipun. Dirinya akan dipenuhi oleh keluhan-keluhan yang akhirnya menjadi stigma bahwa dirinya tidak mampu mengatasi masalah tersebut.

Sekalipun masalahnya kecil, jika hati sudah dipenuhi keluhan maka masalah kecil seolah-olah menjadi besar. terkurunglah dirinya dan menjadi lemah tak berdaya akibat hatinya dipenuhi oleh keluhan ketidak mampuan. Diri akan semakin lemah dan semua masalah akan sulit diatasi. Karena dirinya tidak punya tenaga untuk mengatasi masalah akibat hatinya dipenuhi oleh keluhan.

Sebaliknya ketika masalah besar menghampiri, saat hati diliputi rasa optimis dan percaya diri, maka masalah besar akan terasa kecil dan dapat diatasi meskipun dengan penuh perjuangan dan pengorbanan. Usaha yang kita lakukan akan sesuai dengan hasil yang akan kita dapatkan. Maka jangan penuhi hati ini dengan keluhan, namun bersikaplah optimis bahwa masalah apapun dapat diatasi jika kita memiliki kemauan.

Share this post